Sabtu, November 08, 2014
Jika anda ditawarkan untuk mengikuti sebuah kompetisi, dimana anda dapat memperoleh jutaan dollar hanya dengan melakukan voting berulang-ulang, maukah anda ikut? Di saat yang sama, anda harus siap berhadapan dengan orang-orang yang siap mengkhianati anda. Bisa jadi, bukan hadiah yang anda peroleh, tapi hutang yang anda bawa pulang.
Nao Kanzaki(diperankan Erika Toda), wanita super-polos & super-jujur, tidak perlu berpikir panjang untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya. Ia hanya percaya, bahkan rela berkorban untuk mereka. Tapi, mendadak Nao harus belajar untuk tidak selalu sepenuh hati mempercayai orang lain. Karena ia mengikuti Liar Game, permainan dimana setiap peserta bisa berfoya-foya dengan hadiah jutaan dollar atau justru terjerat hutang jutaan dollar.
Liar Game, judul film live-action yang diadaptasi dari versi manga dengan judul yang sama. Liar Game ditayangkan dalam serial televisi, juga dua judul layar lebar. Tanpa menyaksikan serial televisinya, saya langsung menonton salah satu versi layar lebar, Liar Game: Final Stage.
Dalam film ini, Nao kembali bermain dalam Liar Game, berhadapan dengan 10 orang lainnya yang pernah bermain permainan yang sama. Aturannya sederhana, peserta harus melakukan voting sebanyak 13 babak. Di setiap babak, peserta memiliki kesempatan memilih satu dari tiga Apel yakni Emas, Perak, dan Merah/'Apple of Truth'.
Tantangannya, peserta harus memutar otak untuk menghindari berbagai kondisi yang dapat menjadikannya berhutang jutaan dollar. Misalnya, ada kondisi dimana jumlah voting apel emas lebih besar daripada apel perak dan tidak ada yang mengambil apel merah. Yang memilih apel emas mendapat 1 juta dollar, sementara lainnya harus berhutang 1 juta dollar. Semua pemain bersaing dengan modal awal yang berbeda untuk memiliki uang terbanyak, dimana pemilik uang terbanyak akan mendapat bonus 50 juta dollar.
Nao sangat ingin semua memilih apel merah. Karena jika semua memilih apel merah, semua memperoleh 1 juta dollar. Tak ada yang dirugikan. Tapi, jika satu atau lebih orang mengambil selain apel merah, semua yang mengambil apel merah akan berhutang 1 juta dollar. Sementara yang mengambil selain apel merah akan mendapat hadiah 1 juta dollar.
Tapi, kenapa harus memiliki 13 juta dollar, jika kamu bisa memiliki 50 juta dollar? Nao harus menghadapi kenyataan bahwa manusia mudah berkhianat apalagi jika keserakahan mendominasi dan hutang menghantui.
Satu yang paling menarik adalah karakter Shinichi Akiyama(diperankan Shota Matsuda), jagoan perang psikologis sekaligus orang yang paling mempercayai Nao. Ia merancang cara-cara cerdas agar mereka yang berkhianat, menjadi pihak yang merugi.
Tanpa perlu menyaksikan versi serial televisinya lebih dahulu, anda mungkin akan sedikit kesulitan memahami karakter yang ada. Hubungan antar karakter dan latar belakangnya tidak begitu ditonjolkan di Liar Game: Final Stage. Meski begitu, hampir tidak mempengaruhi pengambilan keputusan karakter utama pada awal permainan. Karena pada dasarnya, Nao akan mempercayai semua orang. Tanpa mempedulikan latar belakang pemain lain, meskipun peserta lain pernah ia hadapi di Liar Game sebelumnya(dan mereka mengkhianati).
Bagi anda yang menyukai film yang berbau perang psikologis atau plot twist, film Liar Game: Final Stage memiliki banyak plot yang memuaskan juga trik keren untuk mengelabui psikologi seseorang. Dan bersiaplah, anda perlu sedikit 'mengerutkan dahi' untuk memahami beberapa trik yang digunakan.
Rating IMDB terkait Liar Game: Final Stage, 7.3 dari 10 cukup sesuai, mengingat poin yang sangat menonjol adalah plot. Tidak ada efek komputer yang benar-benar istimewa, atau adegan action yang membuat berdebar-debar. It's all about the plot! Kelihatannya, versi serial televisinya pun lebih menarik. Terbukti, skor 8.4 dari 10 bertengger di IMDB untuk Liar Game.
Menurut saya, salah satu moral story dari film ini bukanlah 'kumpulkan harta sebanyak-banyaknya, bagaimana pun caranya', melainkan 'jangan sampai anda berhutang'. Toh harta tidak akan dibawa mati, tapi hutang harus lunas sebelum Tuhan mengadili.
Liar Game: Final Stage, Voting Berhadiah Uang dan Utang Jutaan Dollar
Gary Almas Samaita
Jika anda ditawarkan untuk mengikuti sebuah kompetisi, dimana anda dapat memperoleh jutaan dollar hanya dengan melakukan voting berulang-ulang, maukah anda ikut? Di saat yang sama, anda harus siap berhadapan dengan orang-orang yang siap mengkhianati anda. Bisa jadi, bukan hadiah yang anda peroleh, tapi hutang yang anda bawa pulang.
Nao Kanzaki(diperankan Erika Toda), wanita super-polos & super-jujur, tidak perlu berpikir panjang untuk mempercayai orang-orang di sekitarnya. Ia hanya percaya, bahkan rela berkorban untuk mereka. Tapi, mendadak Nao harus belajar untuk tidak selalu sepenuh hati mempercayai orang lain. Karena ia mengikuti Liar Game, permainan dimana setiap peserta bisa berfoya-foya dengan hadiah jutaan dollar atau justru terjerat hutang jutaan dollar.
Liar Game, judul film live-action yang diadaptasi dari versi manga dengan judul yang sama. Liar Game ditayangkan dalam serial televisi, juga dua judul layar lebar. Tanpa menyaksikan serial televisinya, saya langsung menonton salah satu versi layar lebar, Liar Game: Final Stage.
Dalam film ini, Nao kembali bermain dalam Liar Game, berhadapan dengan 10 orang lainnya yang pernah bermain permainan yang sama. Aturannya sederhana, peserta harus melakukan voting sebanyak 13 babak. Di setiap babak, peserta memiliki kesempatan memilih satu dari tiga Apel yakni Emas, Perak, dan Merah/'Apple of Truth'.
Tantangannya, peserta harus memutar otak untuk menghindari berbagai kondisi yang dapat menjadikannya berhutang jutaan dollar. Misalnya, ada kondisi dimana jumlah voting apel emas lebih besar daripada apel perak dan tidak ada yang mengambil apel merah. Yang memilih apel emas mendapat 1 juta dollar, sementara lainnya harus berhutang 1 juta dollar. Semua pemain bersaing dengan modal awal yang berbeda untuk memiliki uang terbanyak, dimana pemilik uang terbanyak akan mendapat bonus 50 juta dollar.
Nao sangat ingin semua memilih apel merah. Karena jika semua memilih apel merah, semua memperoleh 1 juta dollar. Tak ada yang dirugikan. Tapi, jika satu atau lebih orang mengambil selain apel merah, semua yang mengambil apel merah akan berhutang 1 juta dollar. Sementara yang mengambil selain apel merah akan mendapat hadiah 1 juta dollar.
Tapi, kenapa harus memiliki 13 juta dollar, jika kamu bisa memiliki 50 juta dollar? Nao harus menghadapi kenyataan bahwa manusia mudah berkhianat apalagi jika keserakahan mendominasi dan hutang menghantui.
Satu yang paling menarik adalah karakter Shinichi Akiyama(diperankan Shota Matsuda), jagoan perang psikologis sekaligus orang yang paling mempercayai Nao. Ia merancang cara-cara cerdas agar mereka yang berkhianat, menjadi pihak yang merugi.
Tanpa perlu menyaksikan versi serial televisinya lebih dahulu, anda mungkin akan sedikit kesulitan memahami karakter yang ada. Hubungan antar karakter dan latar belakangnya tidak begitu ditonjolkan di Liar Game: Final Stage. Meski begitu, hampir tidak mempengaruhi pengambilan keputusan karakter utama pada awal permainan. Karena pada dasarnya, Nao akan mempercayai semua orang. Tanpa mempedulikan latar belakang pemain lain, meskipun peserta lain pernah ia hadapi di Liar Game sebelumnya(dan mereka mengkhianati).
Bagi anda yang menyukai film yang berbau perang psikologis atau plot twist, film Liar Game: Final Stage memiliki banyak plot yang memuaskan juga trik keren untuk mengelabui psikologi seseorang. Dan bersiaplah, anda perlu sedikit 'mengerutkan dahi' untuk memahami beberapa trik yang digunakan.
Rating IMDB terkait Liar Game: Final Stage, 7.3 dari 10 cukup sesuai, mengingat poin yang sangat menonjol adalah plot. Tidak ada efek komputer yang benar-benar istimewa, atau adegan action yang membuat berdebar-debar. It's all about the plot! Kelihatannya, versi serial televisinya pun lebih menarik. Terbukti, skor 8.4 dari 10 bertengger di IMDB untuk Liar Game.
Menurut saya, salah satu moral story dari film ini bukanlah 'kumpulkan harta sebanyak-banyaknya, bagaimana pun caranya', melainkan 'jangan sampai anda berhutang'. Toh harta tidak akan dibawa mati, tapi hutang harus lunas sebelum Tuhan mengadili.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar