Semenjak 'penampakan' tautan IWIC 8 di timeline Facebook, saya sudah memantapkan diri untuk berpartisipasi. Saya habiskan satu bulan untuk mempersiapkan Prototype dan Proposal berjudul 'Antanusa:History Around Us' untuk sub-kategori Edukasi. Jelang tenggat waktu, Indosat memperpanjang pengumpulan proposal. Tambahan waktu ini saya manfaatkan 'dengan baik'. Sisa tiga hari, saya coba susun proposal kedua dengan judul 'Ragasena:Intelligent Healthcare System' untuk Ide sub-kategori Utilities.
Logo Ragasena, Intelligent Healthcare System. Dok. Pribadi |
Ragasena didaftarkan bukan atas nama saya. Saya mencatut Heru Sularto. Saya tenggelam di pikiran optimis: Ragasena dan Antanusa bisa melaju ke babak selanjutnya. Menurut saya, tidak mungkin Indosat meloloskan dua proposal dalam satu nama. Makanya, saya mencatut Heru untuk proposal Ragasena.
Loloskah Antanusa? Persiapan satu bulan jadi taruhan. Ragasena justru kurang saya jagokan karena persiapannya sendiri kurang dari tiga hari. Nyatanya Allah berkehendak lain. Alhamdulillah! Ragasena dinyatakan layak untuk ke babak final, bersama 22 judul Proposal lainnya.
Antanusa? Belum saatnya. Jujur saja, saya bersyukur jika Antanusa lolos. Tapi saya lebih bersyukur jika Antanusa tidak lolos, sehingga saya tidak perlu menghabiskan waktu persiapan hanya untuk menyelesaikan prototype yang baru 20% atau mungkin 10% jadi.
Karena hanya satu orang yang diakomodir penuh selama final IWIC 8, terus terang saya dan Heru kebingungan: siapa yang akan berangkat? Alhamdulillah, Heru merelakan saya untuk berangkat ke Jakarta. Terima kasih Heru!
Indosat sudah mempersiapkan serangkaian kegiatan bagi para finalis. Kegiatan tersebut mengambil waktu pada 17-20 November di Jakarta. Dari Surabaya, saya berangkat bersama Sandy Akbar TC ITS '11 dan Misbachul Huda TC ITS '09 yang juga menjadi finalis IWIC 8 di kategori yang berbeda.
Hari pertama Final IWIC 8 dihabiskan untuk Kunjungan Industri dan Outbond. Tak makan waktu lama, bersama finalis lainnya, saya bertolak ke Disaster Recovery Center di Jatiluhur. Masih di komplek yang sama, kami mendapat kesempatan untuk mengenal Ground Station Palapa-D.
Selama IWIC 8, saya sekamar dengan mas Giri Kuncoro, Alumni Elektro ITB '06 sekaligus penerima Beasiswa LPDP untuk studi di Computer Science Universitas Cornell, Ithaca, New York, USA. Kabarnya akan segera berangkat untuk memulai studi masternya. Semoga sukses dan sehat terus, mas Giri!
Para Finalis dalam Bootcamp IWIC 8. Dok. Chip.co.id |
Total ada lima pemateri yang dijadwalkan dalam dua hari. Ada Andy Zain, dari Mountain SEA Venture, dengan materi "Do You Really Want to Be An Entrepreneur?" yang memberikan jurus untuk rencanakan sebuah startup.
Ada juga Novistiar Rustandi, dari Haruka Edu, dengan materi "Market Research" yang menjadi panduan dasar bagaimana cara startup dapat memperoleh uang.
Ada pula Sanny Gaddafi, dari Founder Institute, dengan materi "Bagaimana Caranya Membuat Produk Bagus" yang disertai pula tip hasilkan produktivitas yang lebih tinggi.
Hari kedua, saya masih menerima materi dari dua pemateri. Calvin Kizana, dari PicMix, dengan materi "Building Strong Startup And Super Traction" yang berikan esensi perjalanan awal startup.
Materi terakhir diisi oleh Steven Vanada, dari CyberAgent Ventures, dengan materi "Venture Capital and Fundraising" yang isinya memandu finalis untuk mempersiapkan diri mengejar funding dari para VC.
Berakhirnya Bootcamp bukan berarti IWIC 8 sudah berakhir pula. Masih ada satu tahap lagi sebelum finalis bisa lega, yakni Pitching alias 'Sidang' bersama Venture Capital. Finalis diminta mempresentasikan produk atau idenya untuk melihat hasil tempaan Bootcamp.
Pada dasarnya 23 finalis ini sudah menang, hanya saja Pitching akan menentukan siapa juara 1, 2, dan 3 per sub kategori.
Setelah Pitching Ragasena di hadapan Venture Capital. Dok. Pribadi |
Tapi setelah semua persiapan, persaingan yang ada masihlah sulit untuk dikejar!
Saya harus bersaing dengan Azisya Amalia, Mahasiswa Fisika UNAIR dengan fokus Biomedik yang denger-denger dari Aditya Rifa, bahwa ia langganan juara karya tulis semenjak SMA. Karyanya berjudul WI Myoton, aplikasi bantu untuk pengobatan dan pemulihan paralisis. Saya juga harus bersaing dengan Mas Heri Herlambang, professional muda, dengan Angsu, Angkut Sudah! Aplikasi lelang ikan segar se-Indonesia yang juga diikutkan dalam Imagine Cup.
Kepercayaan diri saya makin tergerus setelah mencuri dengar panitia menyebut ide-ide di kategori Ide Utilities luar biasa. Tapi tak ada yang menyebut Ragasena (jleb!).
Untungnya finalis tidak diizinkan melihat bagaimana finalis lain melakukan pitching. Jika diizinkan, mungkin saya hanya bisa tersenyum pasrah.
Alhamdulillah, saya masih mampu pitching dengan lancar, meski dalam hati mengakui konsep Ragasena masih berantakan. Pada malam penganugerahan, di sub-kategori lain banyak sekali perubahan peringkat. Rupanya posisi di sub-kategori Idea Utilities tidak berubah. Saya tetap di peringkat tiga, Alhamdulillah.
Bersama Sandy dan Mas Misbachul, sesama jawara dari ITS. Dok. Pribadi |
Yahh, menurut saya ini hasil yang luar biasa. Dari 1700an Proposal, proposal saya lolos menjadi finalis. Tidak buruk bagi seseorang yang sama sekali belum pernah menjuarai kompetisi. Ini kemenangan pertama saya dan saya dedikasikan untuk kedua orangtua saya. Terima kasih atas dukungan dan doanya ya yah, ma...
Hadiah Juara 3 IWIC 8. Dok. Pribadi |
Alhamdulillah, Terima kasih juga, Indosat atas kesempatan untuk mencicipi pengalaman yang berharga ini. Semoga kemenangan ini menjadi pelajaran berharga untuk memulai startup saya. Mungkin kompetisi ini akan menjadi batu lompatan saya untuk berkarya lebih. Insha Allah.
Teknopreneur Muda, Tunjukkan Solusimu!
wah sangat menginspirasi :D , semoga ketemu lagi ya mas.
BalasHapusTerima kasih de! Insha Allah kita ketemu lagi :D
HapusWah baru nemu ini haha, apa kabar bung? Sukses terus! Semoga kita ketemu lagi :D
BalasHapusWah, mas Giri muncul. Alhamdulillah mas. Semoga mas, dan semoga sukses di Cornell :D
Hapus