Ekowisata Hutan Mangrove Wonorejo Surabaya

Gary Almas Samaita

Liburan akhir Desember ini, alhamdulillah, saya dapat kesempatan mengunjungi Hutan Mangrove di Wonorejo, Surabaya. Lucu. Ketika saya sudah hampir 4 tahun menetap di Surabaya, belum sekalipun saya mampir ke sini. Padahal jaraknya tak begitu jauh dari kosan saya. Jalan masuk yang begitu sempit membuat ragu saya dan keluarga. Benarkah ini jalannya? Apalagi plang penunjuk tak begitu tampak dari jalan besar. Berikan sebuah baliho atau gapura semestinya sudah cukup menunjukkan kami tak berada di jalan yang benar.

Area ekowisata ini terbagi menjadi dua. Satu untuk budidaya benih, satunya adalah hutan itu sendiri. Untuk mencapai lokasi hutan mangrove anda perlu merogoh kocek 25ribu untuk tiket sampan. Anda akan menyusuri sungai selama kurang lebih 15 menit.

Berikut adalah beberapa foto yang sempat saya ambil:
Jembatan anyaman bambu, jalur pengunjung melakukan observasi di Hutan Mangrove

Kesempatan observasi hingga tepi pantai.

Kembali menuju pelabuhan, kalau tidak segera, anda bisa tertinggal. Akibatnya anda perlu menunggu sampan berikutnya yang akan datang setiap sekitar 15 menit.

Di tepi pantai, juga terdapat beberapa pos pengawasan untuk mengamankan area Hutan Mangrove. Begitu menyenangkan bisa mengeksplorasi hutan yang tidak biasa. Sayangnya, karena diburu oleh waktu, kami tidak bisa berkeliling lebih lama. Apalagi cuaca cukup mendung dan kami tak membawa payung.

Satu yang mengecewakan adalah begitu banyaknya sampah bertebaran di Hutan Mangrove tersebut. Entah siapa pelakunya. Ketertiban masyarakat memang masih belum bisa dipercaya.

Di samping sampah yang bertebaran, secara umum, lokasi ini patut menjadi tujuan wisata anda. Selain area yang tidak begitu jauh bagi masyarakat Surabaya, harga yang perlu dibayar sepadan dengan apa yang akan anda dapatkan.